CALMS Framework : Culture

  • IntialBoard
  • Jan 08, 2023
culture dalam calms framework

Transformasi dari pengembangan aplikasi tradisional ke DevOps tentunya akan menciptakan kultur atau budaya yang baru, yakni transparansi dan kolaborasi yang efektif untuk meraih tujuan bersama.

Saat ini mungkin Anda memiliki praktik dan tools yang mendukung Penerapan DevOps. Namun, jangan dulu jemawa. Agar pengadopsian DevOps berhasil, orang-orang dalam perusahaan Anda haruslah mempunyai pola pikir atau mindset yang baik nan tepat agar mampu memelihara kultur DevOps. Kultur dalam DevOps selalu mengedepankan orang (people) ketimbang praktik (practice atau process) dan alat (tools). Percayalah, semua praktik dan tools yang Anda miliki takkan berguna kecuali jika semua orang bersatu dan bekerja sama.

Kami mengerti, transformasi menuju DevOps bukanlah proses yang mudah karena ia merupakan perubahan kultur, banyak hal yang akan berubah. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar memahami kultur DevOps secara menyeluruh untuk bisa menerapkannya dengan sempurna.

Nah, beberapa hal yang perlu Anda pelajari dan terapkan di perusahaan adalah membangun lingkungan yang kolaboratif, fokus pada kebutuhan pengguna, dan menyertakan keamanan di setiap fase.

Mari kita bahas lebih lanjut

Membangun lingkungan yang kolaboratif

membangun lingkungan yang kolaboratif di calms framework cultrure

Kolaborasi merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan saat mengimplementasikan DevOps di perusahaan. Baik Developer maupun IT Operations, keduanya memiliki perangkat lunak, kepentingan, dan tujuannya sendiri-sendiri. Ini bukanlah hal yang baik karena akan menciptakan gap atau kerenggangan di antara mereka.

Oleh karenanya, DevOps perlu hadir agar mereka bisa bersatu dan saling bekerja sama. Kolaborasi ini pada akhirnya dapat mengoptimalkan produktivitas dari sisi Developer sekaligus menjaga keandalan dari sisi IT Operations. Keduanya pun harus belajar dari pengalaman satu sama lain, mendengarkan concern (kekhawatiran) dari perspektif masing-masing, dan merampingkan proses pengembangan aplikasi (dari awal hingga akhir) untuk menggapai tujuan bersama, yakni deliver (menyajikan) aplikasi yang komprehensif dan andal dengan cepat.

Selain itu, kolaborasi juga akan mewujudkan kultur saling percaya dan menghargai satu sama lain, serta mentransfer pengetahuan dan best practice (praktik terbaik) ke seluruh tim dan perusahaan.

Fokus pada kebutuhan pengguna

Mindset yang mengutamakan pengguna adalah faktor utama dalam mendorong pengembangan aplikasi. Sebagai contoh, dengan feedback loop (umpan balik yang berkelanjutan), tim terkait (Developer dan IT Operations) bisa tetap terhubung dengan pengguna untuk mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan pasar.

Hal tersebut bisa terpenuhi karena adanya proses yang sederhana dan automasi sehingga dapat menyajikan pembaruan yang pengguna butuhkan secara lebih cepat. Pada akhirnya, ini bisa menjaga kepuasan pelanggan tetap tinggi.

Menyertakan keamanan di setiap fase

Selain kedua poin di atas, keamanan juga menjadi hal yang penting dalam penerapan DevOps. Aspek keamanan harus diimplementasikan di setiap fase dalam siklus hidup aplikasi, baik saat masih dalam proses coding maupun selepas rilis ke pasaran.

Karena keamanan merupakan hal yang krusial, Anda mesti sedini mungkin mengedukasi tim Developer dan IT Operations untuk menanamkan aspek keamanan dalam pola kerja mereka. Misalnya, Anda dapat menyertakan security testing (pengujian keamanan) untuk memindai access key yang tersemat langsung di source code atau mengecek apakah ada port aplikasi yang terbuka tanpa sengaja.

Nah, dengan cara ini, Anda dapat mengidentifikasi dan segera membereskan potensi kerentanan keamanan sebelum nantinya menjadi masalah besar.

Oke, itulah hal-hal yang perlu Anda pahami terkait poin Culture dalam CALMS Framework. Intinya, setiap tim harus saling berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerja sama sehingga kebutuhan pengguna pun dapat tercapai.

Lanjutkan Ke :  Implementasi DevOps Bagian 1

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *